Selasa, 07 November 2017

MARI BIJAK MENGGUNAKAN AIR

November 07, 2017
Dari subuh menanti akhirnya yang dinanti tiba jam 8 pagi.

Semarang timur khususnya daerah Kedungmundu sedang mengalami krisis air. Kata tetangga sebelah rumah, sudah 5 hari air PDAM gak ngalir. Katanya sih sedang ada perbaikan. Selama adek ipar saya tinggal di sini (hampir 3 bulan kayaknya), PDAM sudah 2x (seingat saya) melakukan perbaikan yang berdampak air tidak mengalir sampai berhari2. Sangat disayangkan sekali.

Membeli air adalah satu2nya cara memenuhi kebutuhan air. Satu dirigen dihargai 2.500 rupiah. Hari ini saya membeli air 10 dirigen saja untuk memenuhi kebutuhan sehari2. Harga yang sangat mahal.

Selama di Jakarta, saya akui boros dalam pemakaian air. Mandi sehari bisa mpe 4x kalo Jakarta lagi panas2nya. Mencuci piring dengan aliran keran yang paling kencang supaya mesin pompanya gak bunyi cetek2 (karena gak ada tandon) dan supaya lebih irit listrik tentunya.

Ini pengalaman pertama saya mengalami krisis air. Gak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya akan mengalami kejadian seperti ini. Sampai2 adik ipar sengaja mampir SPBU untuk menumpang mandi. Baru saya sadari kalo "gembor2" iklan di tv yang mengajak kita untuk hemat air memang harus dilakukan. Sayapun iseng2 membaca artikel di google tentang krisis air, ternyata banyak PDAM yang mengalami krisis air karena kehabisan titik air yang mengakibatkan PDAM harus mencari titik-titik air yang lain untuk memenuhi kebutuhan warga. Ketersediaan air bersih menipis sedangkan permintaan banyak.

Tentu saja bukan hanya saya dan warga semarang timur khususnya daerah kedungmundu yang mengalami krisis air. Pastinya ada daerah lain yang juga lebih kesusahan untuk mendapatkan air bersih, misalnya di Papua sana. Pastinya kita pernah dengar slogan "air su dekat" di iklan TV kan. Gak usah jauh2 mpe Papua, tempat alm mbahlek saya di Purwodadi, setiap hari diharuskan membeli air. Setiap hari loh. Pernah sekali saya bersilaturahmi sebentar ke rumah alm mbahlek. Menuju kamar mandi untuk "panggilan alam" harus keliling desa dulu mengetuk pintu setiap rumah untuk numpang "panggilan alam" karena alm mbahlek saya pada hari itu kehabisan air. Kalo siang mah gak masalah, lha kalo tengah malam pa yo harus pake acara ketok pintu rumah semua tetangga. Gak nyaman banget kan.

Jadi, yuk kita mulai berhemat air dari sekarang meski tidak merasakan dampak dari krisis air seperti saya. Berhemat air juga berarti mengurangi konsumsi penggunaan air tanah yang berpotensi mengakibatkan penurunan permukaan tanah.

0 komentar:

Posting Komentar