iklan resposive

Selasa, 28 Februari 2017

HANYA BERIMAJINASI TENTANG SAYAP

Februari 28, 2017
Hai Teman..

Duh sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengunjungi blog ini, apalagi mengupdate tulisanku di sini. Maafkan aku blog, melupakanmu sebulan ini.

Aku suka sekali dengan sayap. Entah kenapa, apapun yang berbau sayap aku suka. Burung, kupu-kupu sampai2 kalo ada pocong yang bersayappun aku bakal suka. Kecuali lalat dan nyamuk, aku gak suka sayap mereka. Ada dua alasan kenapa aku suka sayap. Indah dan menenangkan. Setiap melihat sayap, meskipun hanya gambar, mampu membuatku lebih rileks.

Daripada ni blog berdebu dan bersarang laba-laba, aku nulis imajinasiku aja yak (sebenernya dari kemaren gak nemu tema untuk menulis). Tulisanku kali ini sok-sok gimanaaaaa gitu. Jangan diketawain yak, apalagi di bully. Ampun deeeh.. Hehe.

Gambar sayap diambil dari Sini

Aku selalu sibuk dengan duniaku sendiri. Keegoisanku tidak mengijinkanku untuk melihat dunia sekitarku. Aku hanya memikirkan aku, ya.. aku sendiri.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu di atas kepalaku. Aku tidak bisa melihat apa itu, karena setiap kali aku melihat ke atas, yang terlihat hanya langit-langit atap kamarku. Suara apa itu?. Suara yang tidak biasa. Jemari tanganku meranggai-ranggai di atas kepalaku, dan aku tidak menemukan dan merasakan apapun.

Sampai pada akhirnya, aku mendengar bisikan-bisikan halus. Kami adalah peri-perimu. Kami berlima dan bercahaya terang, salah satu dari kami memiliki cahaya yang terpancar lebih terang. Yang paling terang adalah yang terkuat. Kamu tidak bisa melihat kami, tapi kami ada. Kami selalu ada di sini, di atas kepalamu. Hanya terbang di atasmu. 

Kenapa kalian terbang di atas kepalaku? kenapa tidak terbang di luaran sana? seperti burung-burung yang terbang bebas di langit biru dan diantara segumpalan awan putih. Itu lebih menyenangkan daripada terbang di atas kepalaku yang kotor dan bau.

Aku hanya mendengar tawa kecil dari peri-peri itu. Ingin sekali aku melihatnya, tapi aku tak bisa. Menyentuhnya pun aku tak mampu. Tapi aku bisa mendengarnya dan merasakan kehadirannya. Dan aku yakin, mereka adalah peri-peri baik yang dikirim untukku. Aku percaya.

Lihatlah lelaki yang ada di ujung sana. Dia selalu memperhatikanmu dari kejauhan dan di balik jendela yang samar-samar itu. Apakah kamu melihatnya.

Aku melihat sinar biru dengan butiran-butiran pasir putih yang  bersinar lembut seperti bintang di langit. Sinarnya begitu indah. Sinar itu membantuku untuk menemukan sosok Lelaki yang samar-samar tersebut, yang bersembunyi di balik kaca jendela.

Aku melihatnya berdiri tegap di balik jendela.  Mataku terpana pada sosok itu. Dia melihatku dengan tatapan matanya yang tajam. Matanya terus mengarah kepadaku. Dia tidak menoleh sekalipun dariku. Dia hanya menatapku.

Apakah dia jahat peri? Untuk apa dia melihatku seperti itu? Apa yang dia pikirkan? Peri, bisakah kalian terbang mendekatinya dan berbisik kepadanya kenapa di melakukan itu?.

Aku mendengar suara gemuruh dari atas kepalaku. Sinar biru, merah, kuning, hijau semua bercampur padu seperti warna pelangi.  Sinarnya berkilauan sampai menembus mataku dan ke dalam hatiku.

Maaf, kami tidak mampu menembus batas lingkaran ini. Tenaga kami terlalu lemah, dan sayap kami semakin rapuh. Semakin kami mengeluarkan tenaga semakin rapuh sayap kami untuk terbang. Kami hanya mampu terbang di atas kepalamu, dan kami hanya mampu berbisik di telingamu. Hanya kamu. Tapi kami mampu menyampaikan pesan dari tatapan matamu menuju Lelaki itu. Akan kami tebarkan serbuk-serbuk keindahan di matamu dan lelaki itu akan mengerti pesanmu.

Aku mengangguk. Hei, apa kamu mendengarku?, siapa kamu?. Dia kemudian tersenyum kepadaku. Pertanda dia menerima pesanku. 

Kenapa kamu begitu terang?. Aku tidak mampu melihatmu karena kamu begitu berkilauan dan terang. Dari balik kaca jendela inilah yang mampu mengurangi sedikit kilauanmu. Kamu begitu menyilaukan, sehingga membuatku ingin terus melihatmu. Aku suka dengan kilauan dan cahayamu itu.

Aku mengerutkan dahiku. Aku bercahaya? aku berkilauan?. Aku berkilauan karena peri-peri yang ada di atas kepalaku. Apakah kamu melihat mereka terbang di atas kepalaku?

Lelaki itu tiba-tiba ada di hadapanku. Bagaimana bisa dia ada tepat di depan mataku, lebih cepat dari kilatan cahaya. Apakah dia peri juga dengan wujud yang lebih besar dan lebih tinggi?. Aku benafas dalam-dalam, dan berusaha tenang. 

Dia tersenyum lagi kepadaku. Ya.. aku melihatnya. Peri-peri terbang di atas kepalamu. Aku melihatmu seperti bermahkotakan lima peri dengan salah satu peri yang sangat terang dan menyilaukan mataku. Tapi, aku melihat cahaya yang berbeda, kamu. Ya... kamu memiliki cahaya yang lebih indah. Cahayamu sampai menembus ke lubang hatiku dan aku merasakan hangatnya cahayamu. Aku sangat suka dengan cahayamu. Semakin aku mendekat semakin terang cahayamu. Tapi itu menyakitkan mataku. Sampai-sampai aku tak mampu berkedip.

Aku mengadahkan wajahku untuk menatap wajahnya. Mataku terbuka, dan kulihat sesosok wajah yang begitu indah, aku belum pernah menemui wajah yang seperti itu. Entah kenapa jantungku berdegup sangat kencang. Aku tidak mampu menahannya. Ada rasa yang bergejolak dalam hatiku dan tubuhku mulai bergetar. Kembali aku menundukkan wajahku. Tanganku memegang dadaku yang sedang berdegup kencang, berharap degupan kencang ini menghilang. Degupan ini menyakitkan untukku. Siapa kamu?

Aku adalah Lelaki yang suka menatapmu. Tak bisa diukur dengan apapun kenapa aku suka menatapmu. Aku tidak mampu mengalihkan pandanganku darimu.

Apakah aku menyukainya?. Perasaan ini sama seperti pada cerita komik romantis yang sering aku baca. Degupan jantungku yang kencang dan tidak mau berhenti, berkeringat, dan bergetarnya tubuhku. Sama seperti yang ada di cerita komik itu. Apakah aku menyukai Lelaki ini?

Kembali aku mengadahkan wajahku menatap wajahnya. Apakah kamu menyukaiku?

Aku menyukaimu, sangat menyukaimu. Sampai waktupun tak akan mampu menjelaskan dalamnya rasaku menyukaimu. Tapi kamu dan aku berbeda. Aku tidak ditakdirkan untuk berpasangan dengan manusia. Karena aku adalah malikat.

Malaikat? Gak Mungkin!!! kamu tidak mungkin malaikat. Mana sayapmu? kamu tidak memiliki sayap di punggungmu. 

Dia kembali menunjukkan senyumannya. Dan aku tersentak. Sayap yang begitu besar dan berwarna hitam ada dibelakang tubuhnya. Hitam gelap, tapi membuat hatiku nyaman. Aku merasa sayap sebesar itu akan mampu melindungiku dari kerasnya dunia. Sedangkan peri-peri kecil yang ada di  atas kepalaku berteriak panik.

Lelaki itu adalah malaikat. Tapi bukan malaikat bersayap putih yang turun dari langit cerah. Dia adalah malaikat bersayap hitam yang turun dari bintang malam yang suka mengambil dan menyembunyikan sebongkah hati manusia.

Tangan malaikat bersayap hitam sudah menembus tubuhku. Dia mengambil sebongkah hatiku. Dia lepaskan kedua sayapnya dan menyelimuti sebongkah hatiku. Sebongkah hatiku terbang kembali memasuki tubuhku. Tiba-tiba ada rasa sesak di dalam dadaku. Sampai-sampai aku susah ubtuk bernafas. Sayap hitam itu sontak mengepak di dalam tubuhku, ya.. di sekujur tubuhku. Aku merasakannya. Ada rasa yang berbeda dari dalam tubuhku. Sebongkah hati itu berubah menjadi seutuh hati dan sayap hitam itu berubah menjadi jiwa.

Lelaki itu pergi dari hadapanku. Terbang ke langit hitam yang tak berbintang. Dan dia hilang tenggelam di dalamnlubang langit hitam. Aku pinjamkan sayap hitamku untukmu. Jagalah, karena suatu saat nanti aku akan mengambilnya lagi, dan kamu tidak akan merasakan apapun. Saat itulah hatimu mati.

Sayap hitam ini merubahku menjadi manusia yang lebih mempunyai rasa. Kulihat disekelilingku. Aku mulai merasakannya. Rasa yang luar biasa. Senang, marah, terharu, peduli, dan sebagainya. Aku memang tidak memiliki sayap untuk terbang di punggungku. Tapi aku punya sayap di hatiku untuk menebarkan rasa yang aku punya. Suka, benci, marah, peduli, apapun itu. Peri-peri terbang kegirangan dan bersorak sorai, karena aku telah menjadi manusia yang sempurna.

Kamu telah menjadi manusia yang sempurna. Kami akan tetap terbang di atas kepalamu. Kami akan menjagamu. Akan berubah menjadi warna apakah sayapmu kelak saat sayapmu diambil kembali?. Apakah tetap berwarna hitam atau tercampur dengan warna-warna yang lain?

0 komentar:

Posting Komentar